Blog IoT Stadium

MQTT dan LoRaWAN: Mana yang Cocok Untukmu?

Alfan Murtadlo     29 Agustus 2025     Pengetahuan Umum     0 Comments

Bayangkan sebuah situs tambang yang sangat luas dan jauh dari peradaban dan pastinya jauh dari jangakuan sinyal. Sementara beberapa peralatan perlu dipantau dan hasilnya bisa dilihat dari tempat lain yang jaraknya bisa ratusan kilometer dari situs tersebut. Di sisi lain, ada sebuah gudang yang luas pada pinggiran kota dan butuh dipantau secara real-time untuk memastikan keamanan stok dan juga pekerjanya.

Dua skenario berbeda, namun bergantung pada komunikasi data.

Di sinilah MQTT dan LoRaWAN berperan. Dua teknologi komunikasi yang sering disebut dalam dunia Internet of Things (IoT). Keduanya tidak sama, memiliki konfigurasi dan arsitektur yang berbeda, akan tetapi keduanya menjadi pilihan yang selalu teratas untuk memantau perangkat-perangkat IoT.

Untuk memahami bagaimana kedua teknologi ini bekerja dan mengapa masing-masing cocok untuk skenario yang berbeda, mari kita mulai dengan mengenal lebih dalam apa itu MQTT dan LoRaWAN—dua komunikasi yang sama-sama penting , namun memiliki karakteristik yang sangat berbeda.

Pengertian MQTT dan LoRaWAN

MQTT

MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) adalah protokol komunikasi ringan berbasis publish-subscribe yang dirancang untuk perangkat dengan keterbatasan bandwidth dan sumber daya. MQTT memungkinkan komunikasi dua arah antara perangkat edge dan server pusat secara efisien, bahkan dalam kondisi jaringan yang tidak stabil.

Protokol ini bekerja dengan konsep broker dan client, di mana perangkat dapat memublikasikan data ke topik tertentu dan sistem lain dapat berlangganan untuk menerima data tersebut. MQTT mendukung berbagai tingkat Quality of Service (QoS), menjadikannya fleksibel untuk berbagai kebutuhan komunikasi IoT.

MQTT telah menjadi standar industri untuk komunikasi IoT, digunakan oleh platform besar seperti AWS IoT dan Google Cloud IoT Core. Implementasinya memungkinkan skalabilitas tinggi, keamanan melalui TLS, dan integrasi mudah dengan layanan cloud.

LoRaWAN

LoRaWAN (Long Range Wide Area Network) adalah protokol jaringan nirkabel berdaya rendah yang memungkinkan perangkat IoT berkomunikasi dalam jarak jauh dengan konsumsi daya minimal. Teknologi ini sangat cocok untuk perangkat yang tersebar luas dan beroperasi dengan baterai dalam jangka waktu lama.

LoRaWAN bekerja dengan arsitektur tiga lapis: perangkat end-node, gateway, dan server jaringan. Data dari sensor dikirim ke gateway, lalu diteruskan ke server untuk diproses dan dianalisis. Protokol ini beroperasi di frekuensi ISM bebas lisensi seperti 868 MHz dan 915 MHz, memungkinkan penggunaan global.

Menurut BRIN, LoRaWAN telah digunakan dalam berbagai aplikasi telemetri seperti pemantauan kualitas udara dan sistem cuaca pintar. Digiware juga menyoroti keunggulan LoRaWAN dibandingkan Wi-Fi dan Bluetooth, terutama dalam hal jangkauan, efisiensi daya, dan biaya infrastruktur.

Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan

Dalam memilih protokol komunikasi pada IoT, alangkah baiknya memahami karakteristik teknis masing-masing teknologi. MQTT dan LoRaWAN menawarkan pendekatan yang berbeda dalam hal jangkauan, efisiensi daya, dan arsitektur jaringan. Berikut adalah perbandingan kelebihan dan kekurangannya untuk membantu menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan implementasi.

Aspek MQTT LoRaWAN
Kelebihan ·        Ringan dan efisien untuk komunikasi real-time

·        Mendukung QoS dan enkripsi TLS

·        Cocok untuk perangkat dengan koneksi internet aktif

·        Mudah diintegrasikan dengan cloud (AWS, GCP, Azure)

·        Jangkauan sangat luas (hingga 15 km)

·        Konsumsi daya sangat rendah

·        Cocok untuk perangkat baterai dan lokasi terpencil

·        Tidak perlu koneksi internet langsung

Kekurangan ·        Bergantung pada koneksi internet stabil

·        Tidak optimal untuk area tanpa jaringan

·        Perlu broker tambahan untuk skalabilitas besar

·        Bandwidth sangat terbatas

·        Tidak cocok untuk data besar atau streaming

·        Latensi lebih tinggi dibanding MQTT

Keamanan ·        Mendukung TLS/SSL dan autentikasi pengguna

·        Dapat dikonfigurasi untuk privasi tinggi

·        Keamanan tergantung pada implementasi jaringan

·        Perlu enkripsi tambahan untuk data sensitif

Skalabilitas ·        Sangat fleksibel dengan cloud dan edge computing

·        Mudah dikembangkan secara horizontal

·        Terbatas oleh kapasitas gateway dan duty cycle

·        Perlu perencanaan jaringan yang matang

Use Case yang Cocok

Use Case untuk MQTT

MQTT dirancang untuk komunikasi ringan dan real-time, sehingga sangat cocok untuk sistem yang membutuhkan konektivitas internet aktif dan respons cepat antar perangkat. Berikut beberapa use case yang relevan:

  1. Smart Home Automation

MQTT memungkinkan perangkat seperti sensor gerak, lampu pintar, dan termostat berkomunikasi secara cepat melalui jaringan lokal (gateway) atau cloud. Karena protokol ini mendukung publish-subscribe dan Quality of Service (QoS), sistem dapat merespons perubahan kondisi secara cepat dan akurat, misalnya menyalakan lampu saat sensor mendeteksi gerakan.

  1. Industrial Monitoring & Control

Dalam lingkungan industri, MQTT digunakan untuk mengirim data dari sensor dan mesin ke sistem SCADA atau ke tampilan dashboard. Protokol ini hemat bandwidth dan mendukung komunikasi dua arah, sehingga cocok untuk pemantauan performa mesin, pengatruan alarm otomatis, dan pengaturan parameter secara jarak jauh.

  1. Fleet Management & Logistics

MQTT cocok untuk pelacakan kendaraan dan pengiriman data lokasi secara berkala melalui jaringan seluler. Karena protokol ini ringan dan mengakomodasi koneksi intermittent, sistem tetap dapat berfungsi meskipun sinyal tidak selalu stabil. Integrasi dengan cloud juga memudahkan analisis dan visualisasi data armada pengiriman secara real-time.

  1. Remote Patient Monitoring

Dalam sektor kesehatan, MQTT digunakan untuk mengirim data vital pasien dari perangkat wearable ke sistem rumah sakit. Karena protokol ini mempuntai fitur enkripsi dan autentikasi, data sensitif dapat dikirim dengan aman dan cepat, memungkinkan asesmen Tindakan medis yang lebih responsif.

Use Case untuk LoRaWAN

LoRaWAN dirancang untuk komunikasi jarak jauh dengan konsumsi daya sangat rendah, sehingga ideal untuk perangkat yang tersebar luas dan tidak selalu terhubung ke internet. Berikut beberapa use case yang paling sesuai:

  1. Smart Agriculture

Sensor kelembaban tanah, suhu, dan curah hujan yang tersebar di lahan pertanian dapat mengirimkan data secara periodik ke gateway LoRaWAN. Karena perangkat ini biasanya menggunakan baterai dan berada di lokasi terpencil, LoRaWAN menjadi solusi ideal karena jangkauannya yang luas dan juga efisiensi daya.

  1. Environmental Monitoring

LoRaWAN cocok untuk memantau kualitas udara, tingkat kebisingan, atau ketinggian air di area perkotaan maupun pedesaan untuk mencegah banjir. Sensor dapat beroperasi selama bertahun-tahun tanpa pengisian daya, dan data dikirimkan ke pusat analisis melalui gateway yang terhubung ke internet.

  1. Smart City Infrastructure

Penerapan seperti manajemen lampu jalan, tempat sampah pintar, dan sistem parkir otomatis membutuhkan komunikasi jarak jauh dengan frekuensi pengiriman data yang rendah. LoRaWAN memungkinkan perangkat-perangkat ini beroperasi secara mandiri dan hemat energi, tanpa perlu koneksi seluler atau Wi-Fi.

  1. Utility Metering (Air, Listrik, Gas)

Pengukuran konsumsi air atau listrik dari rumah-rumah di area luas dapat dilakukan dengan perangkat LoRaWAN. Karena data dikirimkan hanya beberapa kali sehari.

Kesimpulan

MQTT dan LoRaWAN adalah dua teknologi komunikasi yang berperan dalam menyusun ekosistem Internet of Things, masing-masing dengan keunggulan dan batasannya sendiri. MQTT unggul dalam komunikasi real-time, integrasi cloud, dan efisiensi bandwidth, menjadikannya yang cocok untuk sistem yang membutuhkan respons cepat dan konektivitas internet aktif. Sementara itu, LoRaWAN menawarkan solusi hemat energi dengan jangkauan luas, sangat cocok untuk perangkat yang tersebar di area terpencil dan beroperasi dalam siklus komunikasi yang lebih lambat alias bukan real-time.

Pemilihan protokol yang tepat bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal konteks dari operasional dan kebutuhan bisnis. Dengan memahami karakteristik masing-masing, nantinya Anda dapat merancang sistem IoT yang lebih efisien, scalable, dan sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Pada akhirnya, MQTT dan LoRaWAN bukanlah pesaing, melainkan pelengkap dalam membangun solusi IoT.

Kunjungi  blog kami untuk informasi lain seputar teknologi, serta kunjungi halaman knowledge base dan juga halaman dokumentasi API kami untuk penggunaan fitur pada platform kami.

Leave a comment



IoT Stadium is an IoT-based platform that offers an intuitive and seamless monitoring experience by connecting device locations directly to their actual positions on a real-world map.

Jl. Genteng Kali No. 8,
Surabaya, East Java 60275
Indonesia

© 2025 IoT Stadium. Hak cipta dilindungi undang-undang.